BlogKitaSemua: December 2012

Friday, December 28, 2012

Alam Semesta Dalam Perspektif al-Qur'an

                        Penciptaan Alam Semesta Dalam Pandangan Al-Qur'an Sepanjang zaman manusia selalu ingin tahu bagaimana alam semesta tak bertepi ini berawal, kemana ia menuju bagaimana hukum yang menjaga tatanan dan keseimbangannya bekerja. Selama ratusan tahun para ilmuwan dan pemikir telah melakukan banyak penelitian tentang hal ini dan memunculkan sedikit sekali teori. Gagasan yang umum di abad ke XIX adalah alam semesta merupakan kumpulan materi dengan ukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain menetapkan dasar berpijak bagi faham materialis, pandangan ini menolak keberadaan pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta adalah tidak berawal dan tidak berakhir, penganut faham materialis adalah Karl Maks, Vladimir I. Lenin, Friedrich Engels, Leon Trotsky dll.
Materialisme adalah faham yang meyakini materi sebagai satu satunya keberadaan mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani kuno dan mendapat penerimaan yang luas pada abad ke XIX, faham ini menjadi terkenal dalam bentuk faham materialisme dialektika Karl Maks. Para penganut faham materialisme meyakini bahwa alam semesta tak hingga sebagai landasan berpijak bagi faham atheis mereka, misalnya dalam buku PRINCIPES FONDAMENTAUX DE PHILOSOPHIE filosof materialis Georges Politzer menyatakan : “Alam semesta bukanlah suatu hal yang diciptakan, jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan” Ketika Pulitzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada model alam semesta statis abad XIX yang menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah pernyataan dirinya, namun ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pada abad XX akhirnya melumpuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini. Telah ditemukan bahwa alam semesta tidaklah tetap seperti dugaan faham materialisme, tetapi malah sebaliknya, ia terus mengembang. Selain berbagai pengamatan dan perhitungan telah membuktikan bahwa alam semesta memiliki permulaan dan ia diciptakan dari ketiadaan melalui ledakan raksasa.
 Kini fakta ini telah diterima diseluruh dunia ilmu pengetahuan. Pada tahun 1929 ahli astronomi berkebangsaan Amerika Hubble melalui pengamatan-pengamatannya pada galaksi-galaksi yang tersebar di langit, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya, ini berarti bahwa bintang-bintang tersebut bergerak menjauihi kita, sebab menurut hukum fisika yang berlaku, spectrum cahaya berwarna yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung berwarna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung berwarna merah. Selama proses pengamatan spectrum cahaya bintang-bintang yang diamati cenderung berwarna merah, ini berarti beintang-bintang tersebut cenderung bergerak menjauhi kita (warna spektrum cahaya : merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu). Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lainnya, bintang dan galaksi tidak hanya bergerak menjauhi kita tetapi juga saling menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta dimana satu sama lain bergerak saling menjauhi adalah ia secara terus menerus mengembang.
Agar mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di luar angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang. Pada tahun 1917 Einstein telah merumuskan persamaan matematis yang diharapkan dapat melukiskan sifat dan kelakuan alam semesta. Karena terpengaruh faham alam semesta statis, Einstein mencari penyelesaian persamaan tersebut yang dapat melukiskan alam semesta yang bersifat statis. Tahun 1917 Friedman menunjukkan bahwa persamaan Einstain yang asli (sebelum dilakukan perubahan sehingga sesuai dengan faham alam semesta statis) melukiskan bahwa alam semesta tidaklah statis, melainkan berkembang. Dikemudian hari Einstein menyadari bahwa tindakannya itu adalah sebagai kesalahan terbesar dari kariernya sebagai ilmuwan. Apa arti dari mengembangnya alam semesta?. Mengembangnya alam semesta berarti jika alam semesta bisa bergerak mundur ke masa lampau maka ia akan terhenti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan titik tunggal ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah mempunyai volume nol dan mempunyai kepadatan tak hingga.
Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini. Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini disebut dengan Big Bang, dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu diketahui bahwa volume nol merupakan pernyataan teoritis yang dipakai untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep ketiadaan yang berada diluar batas pemahaman manusia hanya dengan menyatakannya sebagai titik bervolume nol. Sebenarnya bahwa titik tak bervolume berarti ketiadaan. Demikianlah, alam semesta muncul dari ketiadaan, dengan kata lain ia telah diciptakan. Fakta ini yang baru ditemukan fisika modern abad XX telah dinyatakan dalam Al Quran empat belas abad yang lampau, :“Dia pencipta langit dan bumi“ (QS Al An’am 101).  
         Teori Big Bang menunjukkan semua benda alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Kenyataan ini yang dikemukan teori Big Bang, sekali lagi telah dinyatakan dalam Al Quran empat belas abad yang lalu saat manusia memiliki kemampuan terbatas tentang alam semesta : “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya pada langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya” (QS Al Anbiyaa’ 30). Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain. Mengembangnya alam semesta adalah salah satu bukti terpenting yang ditunjukkan alam semesta yang diciptakan dari ketiadaan. Meski tak ditemukan oleh ilmu pengetahuan hingga abad XX, Allah telah memberi tahu kita akan kenyataan ini dalam Al Quran yang diturunkan empat belas abad yang lalu : “Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan/kekuatan Kami (dentuman besar) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” (QS Adz Dzariyat 47). Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah diciptakan dari ketiadaan, dengan kata lain ia telah diciptakan Allah. Inilah alasan mengapa para astronom yang menganut faham materialis senantiasa menolak Big Bang dan mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga. Alasan ini mengemuka dalam pernyataan A.S. Eddington, salah satu fisikawan materialis yang sangat terkenal : “Secara filosofis gagasan tentang permulaan tiba-tiba dan tatanan alam yang ada saat ini sungguh menjijikkan bagi saya”.
 Bilamana mahaledakan itu terjadi? Dari pengetahuan kita mengenai kecepatan berkembangnya alam semesta diperkirakan peristiwa terjadi antara sepuluh sampai lima belas milyar tahun yang lalu. Kemudian, dari keliling kosmos dan umurnya, dapat dihitung kembali suhu alam semesta sesaat sesudah ledakan itu terjadi. Diperkirakan pada saat itu suhu kosmos melebihi seratus juta-juta-juta-juta-juta derajat. Karena kerapatan materi yang sangat tinggi dan suhu yang sangat tinggi pula, orang tidak dapat menamakan keadaan alam semesta pada waktu itu. Kerapatan tinggi pada suhu rendah membentuk zat padat; kerapatan rendah pada suhu tinggi membentuk gas. Tetapi kerapatan materi yang sangat tinggi yang dibarengi dengan suhu yang sangat tinggi ilmuwan pun tidak tahu keadaannya kecuali menamakannya sebagai “sop-kosmos”; suatu fluida. Istilah sop kosmos; suatu fluida barulah diketahui setelah berkembangnya ilmu fisika moderen, tetapi Al-Quran telah mengisyaratkannya dalam ayat 7 Surah Hud ”Dan Dialah yang telah menciptakan alam semesta dalam enam masa, adapun ‘ArsyNya telah tegak diatas air……. Kata-kata ArsyNya telah tegak diatas air (sebelum alam semesta diciptakan) mengandungg arti bahwa kekuasaaNya telah ditegakkan sebelum alam semesta tercipta. Pada saat itu materi beserta ruang kosmos sudah diatur oleh Allah; dan mereka mengikuti serta tunduk pada peraturan-peraturan itu.
Kemahaperkasaan Allah dalam mengatur proses penciptaan alam semesta dilkukiskan dalam Surah Al-Fushilat ayat 11 : ”Dalam pada itu Dia mengarah pada pada penciptaan langit (sama) dan langit (sama) itu berupa asap, lalu Dia berkata kepada langit dan bumi, “Datanglah kamu berdua dengan patuh atau terpaksa”; keduanya berkata “Kami datang dengan patuh”. Jadi pada saat penciptaan alam semesta, Allah telah menetapkan berlakunya hukum-hukum alam sebagai sunatullah.
 Dengan berlakunya hukum-hukum alam ini maka semua makhluk, baik ruang kosmos, atom, molekul, partikel, dan seluruh materi yang tersusun sebagai benda mati atau hidup, matahari, bumi, bintang, galaksi, dan sebagainya berjalan sepanjang waktu sesuai dengan panggarisan hukum-hukum tersebut. Tida ada satupun yang menyimpang kecuali dengan izin Allah. Seorang materialist lain, astronom terkemuka asal Inggris, Fred Hoyle, adalah termasuk yang `paling terganggu oleh teori Big Bang. Dipertengahan abad ke XX, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut Steady State yang mirip dengan teori alam semesta tetap abad ke XIX.
Teori Steady State menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan faham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta ini memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady state telah lama menentang teori Big Bang, namun ilmu pengetahuan justru melumpuhkan pandangan mereka. Pada tahun 1948, George Gamow muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan setelah pembentukan alam semesta dari ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang seharusnya ada ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965 Penzias dan Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini disebut dengan radiasi latar kosmis, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah diketahui bahwa sisa radiasi ini adalah peninggalan dari tahap awal peristiwa Big Bang.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian radiasi latar kosmis. Hanya perlu delapan menit bagi sateli tersebut untuk membuktikan hasil penetian/perhitungan Penzias dan Wilson. Satelit Nasa tersebut telah menemukan sisa ledakan raksasa pada awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan penemuan teori Big Bang. Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima seluruh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
 Dengan kemenangan Big Bang, mitos materi kekal yang menjadi dasar berpijak faham materialis terhempaskan ke dalam tumpukan sampah sejarah. Lalu keberadaan apakah sebelum Big Bang dan kekuatan apa yang memunculkan alam semesta sehingga menjadi ada dengan ledakan raksasa in saat alam tersebut tidak ada? Filosof atheis terkenal Anthony Flew berkata : ”Sayangnya pengakuan adalah baik bagi jiwa. Karenanya, saya akan memulai dengan pengakuan bahwa kaum Atheis Stratonesian terpaksa dipermalukan oleh kesepakatan kosmologi zaman ini. Sebab tampaknya para ahli kosmologi tengah memberikan bukti ilmiah bahwa alam semesta memiliki permulaan“. Banyak ilmuwan yang secara tidak buta menempatkan dirinya sebagai atheis telah mengakui peranan pencipta yang maha perkasa dalam penciptaan alam semesta, mereka adalah : Newton, Keppler, Koppernik, Hubble, Einstein. Pencipta ini haruslah zat yang telah mencipta materi dan waktu, namun tidak terikat oleh keduanya. Ahli astro fisika terkenal Hugh Ross mengatakan :“Jika permulaan waktu terjadi bersamaan dengan permulaan alam semesta, sebagaimana pernyataan teorema ruang, maka penyebab terbentuknya alam semesta pastilah sesuatu yang bekerja pada dimensi waktu yang sama sekali tak tergantung dan lebih dulu ada dari dimensi waktu alam semesta itu sendiri. Tuhan tidak pula berada di alam semesta“. Kesimpulan ini memberitahu kita bahwa Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, dan Tuhan tidak pula berada di alam semesta !!. Begitulah materi diciptakan oleh sang maha pencipta yang tidak terikat oleh keduanya. Pencipta ini adalah Allah, Dialah penguasa langit dan bumi.
Sebenarnya Big Bang telah menimbulkan masalah yang lebih besar bagi kaum materialis dari pada pengakuan filosof atheis Anthony Flew, sebab Big Bang tak hanya membuktikan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan, tetapi ia juga diciptakan secara terencana, tersusun rapi dan teratur. Big Bang terjadi melalui ledakan suatu titik yang berisi semua materi dan enerji alam semesta serta penyebarannya ke segenap penjuru ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dari materi dan enerji ini muncullah keseimbangan yang sangat luar biasa yang meliputi berbagai galaksi, bintang, matahari, bulan dan benda angkasa lainnya. Hukum alampun terbentuk, yang kemudian disebut hukum fisika yang seragam di seluruh penjuru alam semesta dan tidak berubah. Hukum fisika yang muncul secara bersamaan dengan Big Bang tak berubah sama sekali selama lebih dari lima belas milyard tahun !!.
 Selain itu hukum ini didasarkan atas perhitungan yang sangat teliti, sehingga penyimpangan satu milimeter saja dari angka yang ada sekarang akan berakibat kehancuran dari seluruh bangunan dan tatanan alam semesta. Semua ini menunjukkan bahwa suatu tatanan sempurna muncul setelah Big Bang. Namun ledakan tidak mungkin memunculkan suatu tatanan sempurna. Semua ledakan yang diketahui cenderung berbahaya, menghancurkan, dan merusak apa yang ada. Jika kita diberitahu tentang tatanan yang sangat sempurna setelah ledakan, kita dapat menyimpulkan ada campur tangan cerdas dibalik ledakan ini dan segala serpihan yang berhamburan akibat ledakan ini telah digerakkan secara sangat terkendali, informasi ini telah disebutkan dalam Al-Quran 15 abad yang lalu dalam Surah Al-Qamar ayat 49 :”Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan ukuran” Pernyataan Fred Hoyle yang telah bertahun-tahun menentangnya mengungkapkan dengan jelas :
“Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari ledakan tunggal. Tapi sebagaimana diketahui, ledakan hanya menghancurkan meteri berkeping-keping, sementara Big Bang secara misterius menghasilkan dampak yang berlawanan, yakni misteri yang saling bergabung membentuk galaksi-galaksi”. Tidak ada keraguan jika suatu tatanan sempurna muncul melalui suatu ledakan, maka harus diakui bahwa campur tangan pencipta berperan disetiap saat dalam ledakan ini. Hal lain dari tatanan luar biasa yang terbentuk di alam menyusul peristiwa Big Bang ini adalah penciptaan alam semesta yang dapat dihuni. Persyaratan bagi suatu planet yang layak huni sungguh sangat banyak dan rumit, sehingga mustahil beranggapan bahwa pembentukan ini bersifat kebetulan. Setelah melakukan perhitungan tentang kecepatan mengembangnya alam semesta, Paul Davies berkata : “Bahwa kecepatan ini memiliki ketelitian yang sungguh tak terbayangkan. Perhitungan jeli menempatkan kecepatan pengembangan ini sangat dekat pada angka kritis yang dengannya alam semesta akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat dan alam mini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan matahari alam semesta sudah berhamburan sejak dulu.
 Big Bang bukanlah sekedar ledakan zaman dulu, tapi ledakan yang terencana dengan sangat cermat”. Stephen Hawking dalam bukunya “The Brief History of Time” menyatakan : Bahwa alam semesta dibangun dengan perhitungan dan keseimbangan yang sangat akurat dari yang dapat kita bayangkan. Dengan merujuk pada kecepatan mengembangnya alam semesta, Hawking berkata : “Jika kecepatan pengembangan ini dalam satu detik setelah Big Bang berkurang meski hanya sebesar satu per seratus ribu juta juta, alam semesta ini akan telah runtuh sebelum pernah mencapai ukuran seperti sekarang”. Paul Davies juga menjelaskan akibat tak terhindarkan dari keseimbangan dan perhitungan yang luar biasa akuratnya ini : “Adalah sulit menghindarkan kesan bahwa tatanan alam semesta sekarang yang terlihat begitu peka terhadap perubahan angka sekecil apapun, telah direncanakan dengan sangat teliti. Kemunculan serentak angka-angka yang tampak ajaib ini, yang digunakan alam sebagai konstanta-konstanta dasarnya, pastilah menjadi bukti paling meyakinkan adanya perancangan alam semesta”.
George Greenstein dalam bukunya yang berjudul “The Symbolic of Universe“ menyatakan :”Ketika kita mengkaji suatu bukti yang ada, pemikiran yang senantiasa muncul adalah bahwa kekuatan supranatural pasti terlibat”. Singkatnya saat meneliti tatanan mengagumkan pada alam semesta akan kita pahami bahwa cara kerjanya bersandar pada keseimbangan yang sangat peka dan tatanan yang sangat rumit untuk dijelaskan oleh peristiwa kebetulan. Sebagaimana dimaklumi tidaklah mungkin keseimbangan dan tatanan luar biasa ini terbentuk dengan sendirinya dan secara kebetulan melalui suatu ledakan raksasa. Pembentukan tatanan semacam ini menyusul ledakan seperti Big Bang adalah suatu bukti nyata adanya penciptaan supra natural. Rancangan dan tatanan tanpa tara di alam semesta ini tentulah membuktikan keberadaan pencipta beserta ilmu, keagungan dan hikmahnya yang tak terbatas, yang telah menciptakan materi dari ketiadaan dan yang berkuasa mengaturnya tanpa henti. Pencipta ini adalah Allah, Tuhan seru sekalian alam.

Friday, December 14, 2012

AKSIOLOGI "Teori Tentang Nilai"


Teori tentang Nilai
1. Kebebasan Nilai dan Keterikatan Nilai
Perkembangan yang terjadi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah polemik baru karena kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut sebagai netralitas pengetahuan (value free). Sebaliknya ada jenis pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai atau yang lebih dikenal sebagai value baound. Sekarang mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai?
Bagi ilmuwan yang menganut faham bebas nilai kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan akan lebih cepat terjadi. Karena ketiadaan hambatan dalam melakukan penelitian. Baik dalam memilih objek penelitian, cara yang digunakan maupun penggunaan produk penelitian.
Sedangkan bagi ilmuwan penganut faham nilai terikat, perkembangan pengetahuan akan terjadi sebaliknya. karena dibatasinya objek penelitian, cara, dan penggunaan oleh nilai.
Kendati demikian paham pengetahuan yang disandarkan pada teori bebas nilai ternyata melahirkan sebuah permasalahan baru. Dari yang tadinya menciptakan pengetahuan sebagai sarana membantu manusia, ternyata kemudian penemuannya tersebut justru menambah masalah bagi manusia. Meminjam istilah carl Gustav Jung “bukan lagi Goethe yang melahirkan Faust melainkan Faust-lah yang melahirkan    Goethe”.
2. Jenis-jenis Nilai
Berikut adalah jenis-jenis nilai yang di kategorikan pada perubahannya:
Jenis-jenis Nilai

Baik dan Buruk

Sarana dan Tujuan

Penampakan dan Real

Subjektif dan Objektif

Murni dan Campuran

Aktual dan Potensial
3. Hakikat Nilai
Berikut adalah beberapa contoh dari hakikat nilai dilihat dari anggapan atau pendapatnya:
a. Nilai berasal dari kehendak, Voluntarisme.
b. Nilai berasal dari kesenangan, Hedonisme
c. Nilai berasal dari kepentingan.
d. Nilai berasal dari hal yang lebih disukai (preference).
e. Nilai berasal dari kehendak rasio murni.
4. Kriteria Nilai
Standar pengujian nilai dipengaruhi aspek psikologis dan logis.
a. Kaum hedonist menemukan standar nilai dalam kuantitas kesenangan yang dijabarkan oleh individu atau masyarakat.
b. Kaum idealis mengakui sistem objektif norma rasional sebagai kriteria.
c. Kaum naturalis menemukan ketahanan biologis sebagai tolok ukur.
5. Status Metafisik Nilai
a. Subjektivisme adalah nilai semata-mata tergantung pengalaman manusia.
b. Objektivisme logis adalah nilai merupakan hakikat logis atau subsistensi, bebas dari keberadaannya yang dikenal.
c. Objektivisme metafisik adalah nilai merupakan sesuatu yang ideal bersifat integral, objektif, dan komponen aktif dari kenyataan metafisik. (mis: theisme).
6. Karakteristik Nilai
a. Bersifat abstrak; merupakan kualitas
b. Inheren pada objek
c. Bipolaritas yaiatu baik/buruk, indah/jelek, benar/salah.
d. Bersifat hirarkhis; Nilai kesenangan, nilai vital, nilai kerohanian, nilai kekudusan.

Thursday, December 13, 2012

Sejarah Peradaban Islam Masa Bani Umayyah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, tampuk pemerintahan Islam dipegang oleh Khulafaur Rasyidin. Setelah pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir, dimulailah pemerintahan Bani Umayyah yang dipelopori oleh Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang sebelumnya telah menjadi gubernur Syam. Untuk pembahasan lebih mendalam tentang Bani Umayyah, penyusun menngambil judul “BANI UMAYYAH

1.2.Rumusan Masalah
1.   Bagaimana Bani Umayyah terbentuk ?
2.     Siapa saja khalifah-khalifah mayhur Bani Umayyah ?
3.     Apa saja kemajuan yang terjadi pada masa Bani Umayyah ?   

1.3.Tujuan
1.   Mengetahui proses pembentukan Bani Umayyah
1.     Mengetahui khalifah-khalifah yang masyhur pada masa Bani Umayyah
2.     Mengetahui kemajuan yang terjadi pada masa Bani Umayyah





 BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Proses Berdirinya Bani Umayyah 
Pemerintah Bani Umayyah dinisbatkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdi Manaf. Beliau adalah seorang tokoh penting di tengah Quraisy pada masa Jahiliyah. Beliau dan pamannya Hasyim bin Abdu Manaf selalu bertarung dalam memperebutkan kekuasaan dan kedudukan.
Setelah Islam datang, pertarungan menduduki kekuasaan ini menjelma menjadi sebuah permusuhan yang transparan dan terbuka. Bani Umayyah melakukan perlawanan terhadap Rasulullah dan dakwahnya. Sedangkan, Bani Hasyim mendukung Rasulullah dan mengikutinya. Bani Umayyah tidak masuk islam kecuali setelah tidak ada jalan lain kecuali mereka harus masuk islam. Hal ini terjadi setelah penaklukkan kota Makkah.1
Para sejarawan mengungkapkan bahwasannya cara perolehan kekuasaan yang dilakukan oleh Bani Umayyah identik dengan tipu muslihat dan kelicikan. Tetapi tak dapat dipungkiri banyak pula kemuajuan yang ditunjukkan oleh Bani Umayyah sewaktu berkuasa terutama perluasan wilayah kekuasaan Islam. Bani Umayyah menerapkan monarchiabsolute atau monarchihereditas.2 Maksudnya pengangkatan khalifah berdasarkan keturunan, sesama suku dan sesama Bani Umayyah.2
       Pemerintahan Umawiyah berdiri setelah khilafah rasyidah yang ditandai dengan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib pada tahun 40 H/661 M. Pemerintahan Bani Umayyah dihitung sejak Hasan bin Ali menyerahkan kekuasaan pada Muawiyyah bin Abi Sufyan pada tanggal 25 Rabiul Awwal 41H/661M.
Pemerintahan ini berakhir dengan kekalahan khalifah Marwan bin Muhammad di perang Zab pada bulan Jumadil Ula tahun 132H/749M. Dengan demikian, pemerintahan


            ____________________
[1] Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam hingga Abad XX, (Jakarta: Akbar Media, 2010), h. 181
2 Istianah Abu Bakar, Sejarah Peradaban Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 43
Bani Umayyah ini berlangsung selama 91 tahun. Pemerintahan ini dikuasai atau dijabat oleh 14 orang khalifah dengan Damaskus sebagai ibukotanya.3
                        
2.2  . Khalifah-khalifah Bani Umayyah
No.
Nama
Rentang Pemerintahan
1.
Muawiyah bin Abi Sufyan
41-60 H / 661-679 M
2.
Yazid bin Mu’awiyah
60-64 H / 679-683 M
3.
Mu’awiyah bin Yazid
64 H / 683 M
4.
Marwan bin Hakam
64-65 H / 683-684 M
5.
Abdul Malik bin Marwan Bin Hakam
65-86 H / 684-705 M
6.
Walid bin Abdul Malik
86-96 H / 705-714 M
7.
Sulaiman bin Abdul Malik
96-99 H / 714-717 M
8.
Umar bin Abdul Aziz bin Marwan
99-101 H / 717-719 M
9.
Yazid bin Abdul Malik
101-105 H /719-723 M
10.
Hisyam bin Abdul Malik
105-125 H / 723-742 M
11.
Walid bin Yazid bin Abdul Malik
125-126 H / 742-743 M
12.
Yazid bin Walid bin Abdul Malik
126 H / 743 M
13.
Ibrahim bin Walid bin Abdul Malik
126-127 H / 743-744 M
14.
Marwan bin Muhammad bin Marwan
127-132 H / 744-749 M
       Berikut adalah beberapa khalifah besar semasa pemerintahan Bani Umayah :4
       1. Muawiyah bin Abi Sufyan (661-679 M)
       2. Abd Al-Malik bin Marwar (684-705 M)
       3. Al-Walid bin Abd Malik (705-714 M)
       4. Umar bin Abd Al-Aziz (717-719 M)
       5. Hisyam bin Abd Al-Malik (723-742 M)
      
A.  Muawiyah bin Abu Sufyan (41-60 H / 661-679 M)
           Beliau bernama Muawiyyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abd Syams. Beliau masuk Islam pada tahun 6 H/ 627 M, saat terjadi perjanjian Hudaibiyah. Tetapi baru ditampakkan keislamannya pada tanggal 8 H yakni saat terjadi penaklukan kota Makkah.5
            ____________________
3 Ahmad Al-Usairy, op. cit., h. 184
4 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 43
5 Ahmad Al-Usairy, op. cit., h. 186

          Mu’awiyah bin Abi Sufyan merupakan salah seorang penulis wahyu. Beliau juga menjadi salah satu panglima pasukan Islam pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau menjadi wali negeri Syam mewakili Umar dan Utsman. 6 
          Adapun latar belakang Muawiyyah menjadi khalifah yakni ketika beliau menolak usulan dari Ali yang mempunyai niatan untuk memecat semua gubernur. Pada saat itulah terjadi pertumpahan darah antara Ali dengan Mu’awiyah yang kemudian Ali tebunuh di tangan seorang Khawarij. Akhirnya beliau digantikan oleh putranya Hasan bin Ali melalui pembaiatan umum. Namun, Hasan kemudian menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyyah sebagai upaya menghindari pertumpahan darah kaum muslimin dan menyatupadukan mereka.
Sejak itu permasalahan menjadi stabil, keamanan dalam negeri stabil. Kaum muslimin kembali mampu melakukan penaklukan-penaklukan setelah sebelumnya sempat terhenti karena adanya konflik internal.7
Berbagai kemajuan dan perkembangan dirasakan pada masa pemerintahannya, diantaranya adalah pada zamannya tidak ada satu orang pun yang melakukan penentangan kecuali sebagian kecil kaum Khawarij, masa kekuasaannya diwarnai dengan situasi yang kondusif dan baik, keamanan internal terjamin dan unsur-unsur yang akan melakukan perlawanan terhadapnya selalu mengalami kekalahan serta berhasil menaklukkan di semua medan dan berakhir dengan kemenangan. Beliau juga berhasil mendirikan kantor-kanor pos di dalam Islam dan membuat stempel. Beliau meninggal dunia pada tahun 60 H / 679 M.8
B.  Abdul Malik bin Marwan (73-86 H / 692-705 M)
          Beliau bernama Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abil Ash bin Umayyah.Menjabat sebagai Gubernur Madinah ketika berumur 16 tahun yang diangkat oleh Muawiyyah. Beliau dikenal sebagai sosok yang zuhud, fakih dan dianggap sebagai ulama madinah.
             ____________________
                       6 Al Mamlakah Al ‘Arobiyah As Su’udiyah Ar Riasah Al ‘Ammah li Ta’limil Banaat Al Wakalah Al Musaa’adah li Tathwir At Tarbawi, TARIKH (Shuwar min At Tarikh Al-Islami), (Jogjakarta: Pustaka Al Haura’) h. 47
7 Ahmad Al-Usairy, op. cit.,  h. 187
         Pada masa pemerintahannya, Beliau berhasil mengambil Irak dan menaklukkan Hijaz secara keseluruhan dari tangan Abdullah ibnu Zubair. Setelah Abdullah ibnuz Zubair terbunuh, maka Beliau dibaiat oleh seluruh masyarakat muslimin dan dianggap sebagai “pendiri kedua” pemerintahan Bani Umayyah. Pada saat itu dunia Islam terpecah-pecah. Dengan kebijakan dan siasatnya, dia berhasil menjadikan negeri-negeri tunduk di bawah pemerintahannya dan berhasil membungkam semua pemberontak dan pembangkang.9
        Tidak hanya keberhasilan dalam penaklukan berbagai Negara tetapi juga dapat menciptakan berbagai pekerjaan-pekerjaan besar di masa pemerintahnnnya,  di antaranya yakni menjadi khalifah pertama yang membuat mata uang sendiri pada tahun 76 H / 695M. Beliau membangun kembali Masjidil Aqsha dan urusan administrasi Negara yang diwajibkan dalam bahasa arab 81-86 H/700-705 M.10
          Beliau wafat pada tahun 86 H/705 M. Dengan demikian, Beliau memerintah secara legal selama 13 tahun.11
C.  Walid bin Abdul Malik (86-96 H / 705-714 M)
          Beliau bernama Walid bin abdul Malik bin Marwan. Tumbuh dengan semua kemewahan dan memiliki pemahaman bahasa yang lemah.12
Adapun kemajuan dan perkembangan pada masa pemerintahan beliau adalah dengan membangun Masjid Jami’ di Damaskus bersamaan dengan berakhirnya masa pemerintahanya (10 tahun), membangun Qubbathu Shakrah dan memperluas Masjid Nabawi. Di samping itu juga, melakukan pembangunan fisik dalam skala besar.13
Pada masa pemerintahannya dapat mewujudkan kondisi negara yang aman, sejahtera dan stabil serta tidak ada lagi pemberontakan dan khawarij pun tidak lagi memiliki gigi pergerakan. Beliau wafat pada tahun 96 H/714 M.14
____________________
8 Ibid., h. 191
9 Ibid., h. 197
10 Ibid., h. 199
11 Ibid., h. 199
12 Ibid., h. 199
13 Ibid., h. 200
14 Ibid., h. 202
D.  Umar  bin Abdul Aziz (99-101 H / 717-719 M)
           Beliau bernama Umar bin abdul Aziz bin Marwan bin Hakam. Sebelum menjabat sebagai khalifah beliau menjadi penguasa di Madinah dan tenggelam dalam kemewahan yang biasa dilakukan oleh Bani Umayyah.
          Banyak sekali perbaikan dan reformasi pada masa pemerintahan beliau, diantaranya yakni menghidupkan dan memperbaiki tanah-tanah yang tidak produktif, menggali sumur, membangun masjid serta mendistribusikan sedekah dan zakat dengan cara yang benar hingga kemiskinan tidak ada lagi di zamannya. Beliau berhasil menjalin hubungan baik dengan Syiah dan member kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai keyakinannya masing-masing. Kedudukan mawali disejajarkan dengan muslim Arab.15 Sehingga beliau pun dianggap sebagai Kulafaur Rasyidin kelima.
         Penaklukan di masa pemerintahan beliau yakni terjadi pengepungan konstantinopel dan itu semua terhenti karena beliau memerintahkan agar pasukan Islam ditarik mundur. Karena pada masa pemerintahan ini terhitung sangat pendek dan sedikit sekali terjadi perang dan konflik yang menonjol maka banyak orang yang masuk Islam. Beliau wafat pada bulan rajab 101 H-719 M, memerintah selama 2 tahun 5 bulan dan pemerintahannya dianggap sebagai kenikmatan bagi kaum muslimin.
E.  Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H / 723-742 M)
           Beliau bernama Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan. Pemerintahannya dikenal dengan adanya perbaikan-perbaikan dan menjadikan tanah-tanah produktif, membangun kota Rashafah dan membereskan tata administrasi. Beliau dikenal sangat jeli dalam berbagai perkara dan sabar. Sangat membenci pertumpahan darah namun juga dikenal sebagai orang yang pelit dan kikir.16
           Jihad terus berlangsung namun tidak ada penaklukan baru. di Prancis panglima Abdur Rahman al-Ghafiqi terus maju dengan pasukannya sampai ke tengah-tengah Prancis.

____________________
15 Badri Yatim, op. cit., h. 47
16 Ahmad Al-Usairy, op. cit., h. 207
Kemudian terjadilah pertumpahan darah yang sangat sengit di Poitiers yang kemudian dikenal dengan perang “Bilath Syuhada”. Pada pertempuran ini al-Ghafiqi mati syahid.17
         Terjadi pemberontakan Zaid bin Ali bin Husain pada masa pemerintahannya. Beliau melakukan pemberontakan terhadap bani Umayyah di Kuffah pada tahun 121 H/738 M. Maka beliau pun berperang hingga akhirnya meninggal pada tahun 122 H/739 M. Setelah itu anaknya melakukan pemberontakan di Balkh Khurasan. Dia dibunuh oleh orang-orang Umawi pada tahun 125 H/742 M.18
            Hisyam bin Abdul Malik wafat pada tahun125 H/742 M. Pemerintahannya berlangsung selama dua puluh tahun. Pada masa pemerintahannya negara mengalami kemerosotan dan melemah. Ini semua tejadi karena adanya fanatisme antara orang arab selatan dan orang arab utara, secara khusus Khurasan. Inilah yang membuat orang-orang Syiah mendapatkan kemenangan-kemenangan baru di kawasan tersebut.
            
       2.3. Kemajuan pada masa Bani Umayyah
             Pada masa Bani Umayyah berkuasa, terjadi beberapa kemajuan di berbagai bidang kehidupan, yaitu
1.             Perluasan wilayah. Di jaman Muawiyah, Tunisia, Khurasan, sungai Oxus, Afganistan, dan Kabul dapat ditaklukkan. Ibu Kota Bizantium, Konstantinopel pun dapat ditaklukkan oleh angkatan lautnya. Pada masa  Khalifah Abd Al-Malik, sungai Oxus, Baikh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand dapat ditaklukkan. Begitu pula di zaman pemerintahan sesudahnya terjadi penaklukan di Afrika, Eropa, bahkan sampai daerah Asia Tengah. Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik ditimur maupun barat. Wilayah kekuasaan islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan Purkmenia, Ulbek, dan Kilgis di Asia Tengah.
____________________
17 Ibid.
18 Ibid.
2.             Pembangunan berbagai infrastruktur. Al-Walid Ibn Abd Abdul Malik (705M-714M). Dia memulai kekuasaannya dengan membangun Masjid Jami’ di Damaskus. Masjid Jami’ ini dibangun dengan sebuah arsitektur yang indah, dia juga membangun Kubbatu Sharkah dan memperluas masjid Nabawi, disamping itu juga melakukan pembangunan fisik dalam skala besar. Muawiyah mendirikan Dinas Pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata.
3.             Dalam bidang pertanian Umayyah telah memberi tumpuan terhadap pembangunan sektor pertanian, beliau telah memperkenalkan sistem pengairan bagi tujuan meningkatkan hasil pertanian.
4.             Perkembangan bidang tasyri’ terjadi pada masa Umar Bin Abd Al-Aziz. Beliau berusaha mempertahankan perkembangan hadits yang hampir mengecewakan, karena para penghafal hadits sudah meninggal sehingga Beliau berusaha untuk membukukan Hadits.
5.             Sistem peradilan dan Perkembangan Kebudayaan
Bani Umayyah mensejahterakan rakyatnya dengan memperbaiki seluruh sistem pemerintahan dan menata administrasi, antara lain organisasi keuangan. Organisasi ini bertugas mengurusi masalah keuangan negara yang dipergunakan untuk:
- Gaji pegawai dan tentara serta gaya tata usaha Negara.
- Pembangunan pertanian, termasuk irigasi.
- Biaya orang-orang hukuman dan tawanan perang                
- Perlengkapan perang.
Pada tahun 691H, Khalifah Abd Al-Malik membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah). Penatapan bahasa arab sebagai bahasa resmi pemerintahan, pembangunan panti asuhan, pembuatan mata uang dan lambang negara juga merupakan kemajuan pada masa Bani Umayyah.
6.             Kemajuan di bidang militer. Selama peperangan melawan kakuatan musuh, pasukan arab banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur kemudian mereka memadukannya dengan sistem dan teknik pertahanan yang selama itu mereka miliki, dengan perpaduan sistem pertahanan ini akhirnya kekuatan pertahanan dan militer Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat baik. Dengan kemajuan-kemajuan dalam sistem ini akhirnya para penguasa dinasti Bani Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke Eropa. Secara garis besar formasi kekuatan tentara Bani Umayyah terdiri dari pasukan berkuda, pasukan pejalan kaki dan angkatan laut.
       2.4. Keruntuhan Dinasti Umayyah
    Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Umayyah adalah sebagai beikut: 19
1.     Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya dengan Hasan Ibn Ali ketika dia naik tahta yang menyebutkan bahwa persoalan pergantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat islam.
2.     Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi dikalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.
3.     Sistem monarki atau pergantian kekuasaan melalui garis keturunan yang menyebebkan persaingan tidak sehat dalam memperebutkan tampuk pemerintahan.
4.     Pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb). Sebagian besar golongan mawali (non-Arab) terutama di Irak tidak setuju dengan status mawali yang menggambarkan suatu inferioritas (rasa rendah diri).
____________________
19 Badri Yatim, op. cit., h. 48
5.     Sikap hidup mewah para khalifah dan kurangnya perhatian para khalifah terhadap masalah perkembangan keagamaan.
6.     Munculnya kekuatan baru yang dipelopori Al-Abbas ibn Abd Al-Muthalib yang mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim, Syi’ah, dan mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.




 BAB III
PENUTUP
       Kesimpulan
       Daulah Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyyah yang menang diplomasi di Siffin dan juga sebagai akibat terbunuhnya Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Namun tidak hanya itu, ada dasar lain yang menjadikan daulah Bani Umaayyah itu lahir. Yakni dukungan yang kuat dari rakyat suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri. Mereka dengan kelompok bangsawan kaya makkah dari keturunan Bani Umayyah berada sepenuhnya di belakang Muawiyyah untuk mendukungnya. Dengan sumber kekuatan yang tiada habisnya baik itu kekuatan tenaga manusia ataupun kekayaan, dan juga negeri suriah yang terkenal makmur yang menyimpan sumber alam yang berlimpah tentunya sangat membantu Muawiyyah.
       Salah satu kemajuan yang paling menonjol pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah adalah kemajuan dalam system militer. Selama peperangan melawan kakuatan musuh, pasukan arab banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur kemudian mereka memadukannya dengan system dan teknik pertahanan yang selama itu mereka miliki, dengan perpaduan system pertahanan ini akhirnya kekuatan pertahanan dan militer Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat baik dengan kemajuan-kemajuan dalam system ini akhirnya para penguasa dinasti Bani Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke Eropa.







Daftar Pustaka
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Akbar Media. 2010).
Bakar, Istianah Abu. Sejarah Peradaban Islam. (Malang: UIN-Malang Press. 2008).
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Rajawali Press. 2011).
Mamlakah Al ‘Arobiyah As Su’udiyah Ar Riasah Al ‘Ammah li Ta’limil Banaat Al Wakalah Al Musaa’adah li Tathwir At Tarbawi. TARIKH (Shuwar min At Tarikh Al-Islami). (Jogjakarta: Pustaka Al Haura’).
Amin, Samsul Munir. Sejarah peradaban Islam. (Jakarta: Amzah. 2009)