BlogKitaSemua: Sejarah Peradaban Islam Masa Bani Umayyah

Thursday, December 13, 2012

Sejarah Peradaban Islam Masa Bani Umayyah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, tampuk pemerintahan Islam dipegang oleh Khulafaur Rasyidin. Setelah pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir, dimulailah pemerintahan Bani Umayyah yang dipelopori oleh Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang sebelumnya telah menjadi gubernur Syam. Untuk pembahasan lebih mendalam tentang Bani Umayyah, penyusun menngambil judul “BANI UMAYYAH

1.2.Rumusan Masalah
1.   Bagaimana Bani Umayyah terbentuk ?
2.     Siapa saja khalifah-khalifah mayhur Bani Umayyah ?
3.     Apa saja kemajuan yang terjadi pada masa Bani Umayyah ?   

1.3.Tujuan
1.   Mengetahui proses pembentukan Bani Umayyah
1.     Mengetahui khalifah-khalifah yang masyhur pada masa Bani Umayyah
2.     Mengetahui kemajuan yang terjadi pada masa Bani Umayyah





 BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Proses Berdirinya Bani Umayyah 
Pemerintah Bani Umayyah dinisbatkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdi Manaf. Beliau adalah seorang tokoh penting di tengah Quraisy pada masa Jahiliyah. Beliau dan pamannya Hasyim bin Abdu Manaf selalu bertarung dalam memperebutkan kekuasaan dan kedudukan.
Setelah Islam datang, pertarungan menduduki kekuasaan ini menjelma menjadi sebuah permusuhan yang transparan dan terbuka. Bani Umayyah melakukan perlawanan terhadap Rasulullah dan dakwahnya. Sedangkan, Bani Hasyim mendukung Rasulullah dan mengikutinya. Bani Umayyah tidak masuk islam kecuali setelah tidak ada jalan lain kecuali mereka harus masuk islam. Hal ini terjadi setelah penaklukkan kota Makkah.1
Para sejarawan mengungkapkan bahwasannya cara perolehan kekuasaan yang dilakukan oleh Bani Umayyah identik dengan tipu muslihat dan kelicikan. Tetapi tak dapat dipungkiri banyak pula kemuajuan yang ditunjukkan oleh Bani Umayyah sewaktu berkuasa terutama perluasan wilayah kekuasaan Islam. Bani Umayyah menerapkan monarchiabsolute atau monarchihereditas.2 Maksudnya pengangkatan khalifah berdasarkan keturunan, sesama suku dan sesama Bani Umayyah.2
       Pemerintahan Umawiyah berdiri setelah khilafah rasyidah yang ditandai dengan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib pada tahun 40 H/661 M. Pemerintahan Bani Umayyah dihitung sejak Hasan bin Ali menyerahkan kekuasaan pada Muawiyyah bin Abi Sufyan pada tanggal 25 Rabiul Awwal 41H/661M.
Pemerintahan ini berakhir dengan kekalahan khalifah Marwan bin Muhammad di perang Zab pada bulan Jumadil Ula tahun 132H/749M. Dengan demikian, pemerintahan


            ____________________
[1] Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam hingga Abad XX, (Jakarta: Akbar Media, 2010), h. 181
2 Istianah Abu Bakar, Sejarah Peradaban Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 43
Bani Umayyah ini berlangsung selama 91 tahun. Pemerintahan ini dikuasai atau dijabat oleh 14 orang khalifah dengan Damaskus sebagai ibukotanya.3
                        
2.2  . Khalifah-khalifah Bani Umayyah
No.
Nama
Rentang Pemerintahan
1.
Muawiyah bin Abi Sufyan
41-60 H / 661-679 M
2.
Yazid bin Mu’awiyah
60-64 H / 679-683 M
3.
Mu’awiyah bin Yazid
64 H / 683 M
4.
Marwan bin Hakam
64-65 H / 683-684 M
5.
Abdul Malik bin Marwan Bin Hakam
65-86 H / 684-705 M
6.
Walid bin Abdul Malik
86-96 H / 705-714 M
7.
Sulaiman bin Abdul Malik
96-99 H / 714-717 M
8.
Umar bin Abdul Aziz bin Marwan
99-101 H / 717-719 M
9.
Yazid bin Abdul Malik
101-105 H /719-723 M
10.
Hisyam bin Abdul Malik
105-125 H / 723-742 M
11.
Walid bin Yazid bin Abdul Malik
125-126 H / 742-743 M
12.
Yazid bin Walid bin Abdul Malik
126 H / 743 M
13.
Ibrahim bin Walid bin Abdul Malik
126-127 H / 743-744 M
14.
Marwan bin Muhammad bin Marwan
127-132 H / 744-749 M
       Berikut adalah beberapa khalifah besar semasa pemerintahan Bani Umayah :4
       1. Muawiyah bin Abi Sufyan (661-679 M)
       2. Abd Al-Malik bin Marwar (684-705 M)
       3. Al-Walid bin Abd Malik (705-714 M)
       4. Umar bin Abd Al-Aziz (717-719 M)
       5. Hisyam bin Abd Al-Malik (723-742 M)
      
A.  Muawiyah bin Abu Sufyan (41-60 H / 661-679 M)
           Beliau bernama Muawiyyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abd Syams. Beliau masuk Islam pada tahun 6 H/ 627 M, saat terjadi perjanjian Hudaibiyah. Tetapi baru ditampakkan keislamannya pada tanggal 8 H yakni saat terjadi penaklukan kota Makkah.5
            ____________________
3 Ahmad Al-Usairy, op. cit., h. 184
4 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 43
5 Ahmad Al-Usairy, op. cit., h. 186

          Mu’awiyah bin Abi Sufyan merupakan salah seorang penulis wahyu. Beliau juga menjadi salah satu panglima pasukan Islam pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau menjadi wali negeri Syam mewakili Umar dan Utsman. 6 
          Adapun latar belakang Muawiyyah menjadi khalifah yakni ketika beliau menolak usulan dari Ali yang mempunyai niatan untuk memecat semua gubernur. Pada saat itulah terjadi pertumpahan darah antara Ali dengan Mu’awiyah yang kemudian Ali tebunuh di tangan seorang Khawarij. Akhirnya beliau digantikan oleh putranya Hasan bin Ali melalui pembaiatan umum. Namun, Hasan kemudian menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyyah sebagai upaya menghindari pertumpahan darah kaum muslimin dan menyatupadukan mereka.
Sejak itu permasalahan menjadi stabil, keamanan dalam negeri stabil. Kaum muslimin kembali mampu melakukan penaklukan-penaklukan setelah sebelumnya sempat terhenti karena adanya konflik internal.7
Berbagai kemajuan dan perkembangan dirasakan pada masa pemerintahannya, diantaranya adalah pada zamannya tidak ada satu orang pun yang melakukan penentangan kecuali sebagian kecil kaum Khawarij, masa kekuasaannya diwarnai dengan situasi yang kondusif dan baik, keamanan internal terjamin dan unsur-unsur yang akan melakukan perlawanan terhadapnya selalu mengalami kekalahan serta berhasil menaklukkan di semua medan dan berakhir dengan kemenangan. Beliau juga berhasil mendirikan kantor-kanor pos di dalam Islam dan membuat stempel. Beliau meninggal dunia pada tahun 60 H / 679 M.8
B.  Abdul Malik bin Marwan (73-86 H / 692-705 M)
          Beliau bernama Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Abil Ash bin Umayyah.Menjabat sebagai Gubernur Madinah ketika berumur 16 tahun yang diangkat oleh Muawiyyah. Beliau dikenal sebagai sosok yang zuhud, fakih dan dianggap sebagai ulama madinah.
             ____________________
                       6 Al Mamlakah Al ‘Arobiyah As Su’udiyah Ar Riasah Al ‘Ammah li Ta’limil Banaat Al Wakalah Al Musaa’adah li Tathwir At Tarbawi, TARIKH (Shuwar min At Tarikh Al-Islami), (Jogjakarta: Pustaka Al Haura’) h. 47
7 Ahmad Al-Usairy, op. cit.,  h. 187
         Pada masa pemerintahannya, Beliau berhasil mengambil Irak dan menaklukkan Hijaz secara keseluruhan dari tangan Abdullah ibnu Zubair. Setelah Abdullah ibnuz Zubair terbunuh, maka Beliau dibaiat oleh seluruh masyarakat muslimin dan dianggap sebagai “pendiri kedua” pemerintahan Bani Umayyah. Pada saat itu dunia Islam terpecah-pecah. Dengan kebijakan dan siasatnya, dia berhasil menjadikan negeri-negeri tunduk di bawah pemerintahannya dan berhasil membungkam semua pemberontak dan pembangkang.9
        Tidak hanya keberhasilan dalam penaklukan berbagai Negara tetapi juga dapat menciptakan berbagai pekerjaan-pekerjaan besar di masa pemerintahnnnya,  di antaranya yakni menjadi khalifah pertama yang membuat mata uang sendiri pada tahun 76 H / 695M. Beliau membangun kembali Masjidil Aqsha dan urusan administrasi Negara yang diwajibkan dalam bahasa arab 81-86 H/700-705 M.10
          Beliau wafat pada tahun 86 H/705 M. Dengan demikian, Beliau memerintah secara legal selama 13 tahun.11
C.  Walid bin Abdul Malik (86-96 H / 705-714 M)
          Beliau bernama Walid bin abdul Malik bin Marwan. Tumbuh dengan semua kemewahan dan memiliki pemahaman bahasa yang lemah.12
Adapun kemajuan dan perkembangan pada masa pemerintahan beliau adalah dengan membangun Masjid Jami’ di Damaskus bersamaan dengan berakhirnya masa pemerintahanya (10 tahun), membangun Qubbathu Shakrah dan memperluas Masjid Nabawi. Di samping itu juga, melakukan pembangunan fisik dalam skala besar.13
Pada masa pemerintahannya dapat mewujudkan kondisi negara yang aman, sejahtera dan stabil serta tidak ada lagi pemberontakan dan khawarij pun tidak lagi memiliki gigi pergerakan. Beliau wafat pada tahun 96 H/714 M.14
____________________
8 Ibid., h. 191
9 Ibid., h. 197
10 Ibid., h. 199
11 Ibid., h. 199
12 Ibid., h. 199
13 Ibid., h. 200
14 Ibid., h. 202
D.  Umar  bin Abdul Aziz (99-101 H / 717-719 M)
           Beliau bernama Umar bin abdul Aziz bin Marwan bin Hakam. Sebelum menjabat sebagai khalifah beliau menjadi penguasa di Madinah dan tenggelam dalam kemewahan yang biasa dilakukan oleh Bani Umayyah.
          Banyak sekali perbaikan dan reformasi pada masa pemerintahan beliau, diantaranya yakni menghidupkan dan memperbaiki tanah-tanah yang tidak produktif, menggali sumur, membangun masjid serta mendistribusikan sedekah dan zakat dengan cara yang benar hingga kemiskinan tidak ada lagi di zamannya. Beliau berhasil menjalin hubungan baik dengan Syiah dan member kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai keyakinannya masing-masing. Kedudukan mawali disejajarkan dengan muslim Arab.15 Sehingga beliau pun dianggap sebagai Kulafaur Rasyidin kelima.
         Penaklukan di masa pemerintahan beliau yakni terjadi pengepungan konstantinopel dan itu semua terhenti karena beliau memerintahkan agar pasukan Islam ditarik mundur. Karena pada masa pemerintahan ini terhitung sangat pendek dan sedikit sekali terjadi perang dan konflik yang menonjol maka banyak orang yang masuk Islam. Beliau wafat pada bulan rajab 101 H-719 M, memerintah selama 2 tahun 5 bulan dan pemerintahannya dianggap sebagai kenikmatan bagi kaum muslimin.
E.  Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H / 723-742 M)
           Beliau bernama Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan. Pemerintahannya dikenal dengan adanya perbaikan-perbaikan dan menjadikan tanah-tanah produktif, membangun kota Rashafah dan membereskan tata administrasi. Beliau dikenal sangat jeli dalam berbagai perkara dan sabar. Sangat membenci pertumpahan darah namun juga dikenal sebagai orang yang pelit dan kikir.16
           Jihad terus berlangsung namun tidak ada penaklukan baru. di Prancis panglima Abdur Rahman al-Ghafiqi terus maju dengan pasukannya sampai ke tengah-tengah Prancis.

____________________
15 Badri Yatim, op. cit., h. 47
16 Ahmad Al-Usairy, op. cit., h. 207
Kemudian terjadilah pertumpahan darah yang sangat sengit di Poitiers yang kemudian dikenal dengan perang “Bilath Syuhada”. Pada pertempuran ini al-Ghafiqi mati syahid.17
         Terjadi pemberontakan Zaid bin Ali bin Husain pada masa pemerintahannya. Beliau melakukan pemberontakan terhadap bani Umayyah di Kuffah pada tahun 121 H/738 M. Maka beliau pun berperang hingga akhirnya meninggal pada tahun 122 H/739 M. Setelah itu anaknya melakukan pemberontakan di Balkh Khurasan. Dia dibunuh oleh orang-orang Umawi pada tahun 125 H/742 M.18
            Hisyam bin Abdul Malik wafat pada tahun125 H/742 M. Pemerintahannya berlangsung selama dua puluh tahun. Pada masa pemerintahannya negara mengalami kemerosotan dan melemah. Ini semua tejadi karena adanya fanatisme antara orang arab selatan dan orang arab utara, secara khusus Khurasan. Inilah yang membuat orang-orang Syiah mendapatkan kemenangan-kemenangan baru di kawasan tersebut.
            
       2.3. Kemajuan pada masa Bani Umayyah
             Pada masa Bani Umayyah berkuasa, terjadi beberapa kemajuan di berbagai bidang kehidupan, yaitu
1.             Perluasan wilayah. Di jaman Muawiyah, Tunisia, Khurasan, sungai Oxus, Afganistan, dan Kabul dapat ditaklukkan. Ibu Kota Bizantium, Konstantinopel pun dapat ditaklukkan oleh angkatan lautnya. Pada masa  Khalifah Abd Al-Malik, sungai Oxus, Baikh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand dapat ditaklukkan. Begitu pula di zaman pemerintahan sesudahnya terjadi penaklukan di Afrika, Eropa, bahkan sampai daerah Asia Tengah. Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik ditimur maupun barat. Wilayah kekuasaan islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan Purkmenia, Ulbek, dan Kilgis di Asia Tengah.
____________________
17 Ibid.
18 Ibid.
2.             Pembangunan berbagai infrastruktur. Al-Walid Ibn Abd Abdul Malik (705M-714M). Dia memulai kekuasaannya dengan membangun Masjid Jami’ di Damaskus. Masjid Jami’ ini dibangun dengan sebuah arsitektur yang indah, dia juga membangun Kubbatu Sharkah dan memperluas masjid Nabawi, disamping itu juga melakukan pembangunan fisik dalam skala besar. Muawiyah mendirikan Dinas Pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata.
3.             Dalam bidang pertanian Umayyah telah memberi tumpuan terhadap pembangunan sektor pertanian, beliau telah memperkenalkan sistem pengairan bagi tujuan meningkatkan hasil pertanian.
4.             Perkembangan bidang tasyri’ terjadi pada masa Umar Bin Abd Al-Aziz. Beliau berusaha mempertahankan perkembangan hadits yang hampir mengecewakan, karena para penghafal hadits sudah meninggal sehingga Beliau berusaha untuk membukukan Hadits.
5.             Sistem peradilan dan Perkembangan Kebudayaan
Bani Umayyah mensejahterakan rakyatnya dengan memperbaiki seluruh sistem pemerintahan dan menata administrasi, antara lain organisasi keuangan. Organisasi ini bertugas mengurusi masalah keuangan negara yang dipergunakan untuk:
- Gaji pegawai dan tentara serta gaya tata usaha Negara.
- Pembangunan pertanian, termasuk irigasi.
- Biaya orang-orang hukuman dan tawanan perang                
- Perlengkapan perang.
Pada tahun 691H, Khalifah Abd Al-Malik membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah). Penatapan bahasa arab sebagai bahasa resmi pemerintahan, pembangunan panti asuhan, pembuatan mata uang dan lambang negara juga merupakan kemajuan pada masa Bani Umayyah.
6.             Kemajuan di bidang militer. Selama peperangan melawan kakuatan musuh, pasukan arab banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur kemudian mereka memadukannya dengan sistem dan teknik pertahanan yang selama itu mereka miliki, dengan perpaduan sistem pertahanan ini akhirnya kekuatan pertahanan dan militer Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat baik. Dengan kemajuan-kemajuan dalam sistem ini akhirnya para penguasa dinasti Bani Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke Eropa. Secara garis besar formasi kekuatan tentara Bani Umayyah terdiri dari pasukan berkuda, pasukan pejalan kaki dan angkatan laut.
       2.4. Keruntuhan Dinasti Umayyah
    Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Umayyah adalah sebagai beikut: 19
1.     Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya dengan Hasan Ibn Ali ketika dia naik tahta yang menyebutkan bahwa persoalan pergantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat islam.
2.     Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi dikalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.
3.     Sistem monarki atau pergantian kekuasaan melalui garis keturunan yang menyebebkan persaingan tidak sehat dalam memperebutkan tampuk pemerintahan.
4.     Pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb). Sebagian besar golongan mawali (non-Arab) terutama di Irak tidak setuju dengan status mawali yang menggambarkan suatu inferioritas (rasa rendah diri).
____________________
19 Badri Yatim, op. cit., h. 48
5.     Sikap hidup mewah para khalifah dan kurangnya perhatian para khalifah terhadap masalah perkembangan keagamaan.
6.     Munculnya kekuatan baru yang dipelopori Al-Abbas ibn Abd Al-Muthalib yang mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim, Syi’ah, dan mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.




 BAB III
PENUTUP
       Kesimpulan
       Daulah Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyyah yang menang diplomasi di Siffin dan juga sebagai akibat terbunuhnya Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Namun tidak hanya itu, ada dasar lain yang menjadikan daulah Bani Umaayyah itu lahir. Yakni dukungan yang kuat dari rakyat suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri. Mereka dengan kelompok bangsawan kaya makkah dari keturunan Bani Umayyah berada sepenuhnya di belakang Muawiyyah untuk mendukungnya. Dengan sumber kekuatan yang tiada habisnya baik itu kekuatan tenaga manusia ataupun kekayaan, dan juga negeri suriah yang terkenal makmur yang menyimpan sumber alam yang berlimpah tentunya sangat membantu Muawiyyah.
       Salah satu kemajuan yang paling menonjol pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah adalah kemajuan dalam system militer. Selama peperangan melawan kakuatan musuh, pasukan arab banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur kemudian mereka memadukannya dengan system dan teknik pertahanan yang selama itu mereka miliki, dengan perpaduan system pertahanan ini akhirnya kekuatan pertahanan dan militer Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat baik dengan kemajuan-kemajuan dalam system ini akhirnya para penguasa dinasti Bani Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke Eropa.







Daftar Pustaka
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Akbar Media. 2010).
Bakar, Istianah Abu. Sejarah Peradaban Islam. (Malang: UIN-Malang Press. 2008).
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Rajawali Press. 2011).
Mamlakah Al ‘Arobiyah As Su’udiyah Ar Riasah Al ‘Ammah li Ta’limil Banaat Al Wakalah Al Musaa’adah li Tathwir At Tarbawi. TARIKH (Shuwar min At Tarikh Al-Islami). (Jogjakarta: Pustaka Al Haura’).
Amin, Samsul Munir. Sejarah peradaban Islam. (Jakarta: Amzah. 2009)



No comments:

Post a Comment